Sabtu, 19 Maret 2011
Penyakit yang disebabkan SI IMUT, KUCING
Awalnyaaa perbincangan berawal dari ‘ gimana, sih rasanya dioperasi’. Dan jelaslah yang jadi korban pertanyaan itu aku. Karna baru 1,5 bulan yang lalu aku merasakan dioperasi karna kecelakaan.
Ya, karna aku nggak ngerasain apa-apa, jadi nggak ada yang aku ceritain. Akhirnya temenkku mulai cerita, dia bilang dia sering ngerasa tangannya dingin dan kesemutan kalo abis minum obat. Trus, temennkku yg atu nya tanya, ” Emang kamu minum obat apa?”. Menurut pendengaranku, sih dia bilang,” Toxo…”. Awalnya aku ngak ‘ngeh’ Toxo itu apa. Tapi temenkuu yg atu nya itu a langsung tercengang gitu, trus tanya, ” Kamu gejala toxo??”. Dengan nyantainya temenku yg pertama (pelaku pertama.red*) jawab,” Udah kena malah.”.
Ternyata temenku (pelaku pertama.red*) salah satu penderita toxoplasmosis. Sudah 1 tahun ia berobat dan sekarang dia nggak mau minum obat lagi. Malas, katanya, udah capek minum obat. Awalnya, tanda-tandanya belum kelihatan, dia cuma ngerasain kepala bagian bawahnya itu sering sakit seperti dipukul. Setelah diperiksa, ternyata ia sudah mengidap penyakit itu sejak masih kecil. Ia cerita, sejak kecil ia suka sekali ama kucing. Bahkan sering tidur bareng kucing
parah kalo begini. Trus aku juga tanya,” Emang berbahaya ya penyakit itu?”. Katanya jelas berbahaya, soalnya bisa bikin mandul. Dalam hati aku bilang,” Penyakit serem buat para cewe nih.”
Karna aku penasaran kuadrat, akhirnya aku langsung tanya ama om google setelah sampai di rumah. Dan akhirnya, aku menemukan ini. Silahkan dikunjungi jika ingin tau lebih detail lagi, karna aku cuma mau tulis kesimpulan aja.
Ok, sebagai para wanita, hendaknya kita lebih waspada lagi dengan jenis penyakit ini. Maka dari itu, kita harus mengenalnya lebih dalam lagi, check it out…
Apa, sih Toxoplasmosis itu? Sejenis makanan kah? Tentu saja ngga…
Toxoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang tergolong dalam coccidia. Sebagai haspes definitif parasit ini adalah kucing, dan kita adalah haspes perantaranya.
Siklus haspes Toxoplasmosis gondii terdiri dari dua fase, yaitu fase reproduktif ( aseksual dan seksual ) dalam haspes definitif dan fase proliferasi. Pada haspes perantara, perkembangan parasit dalam usus kucing menghasilkan ookista yang di keluarkan bersama dengan tinja kucing . Ookista menjadi matang dan infektif dalam waktu 3-5 hari di tanah.
Ookista yang matang dapat hidup setahun didalam tanah yang lembab dan panas, yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Ini nih yang perlu kita ketahui: seekor kucing dapat menghasilkan ookista 10 juta sehari selama 2 minggu . (ngerii weww )
Sekarang cara penularannya
Tau ngga, sih, ternyata toxoplasmosis itu nggak cuma disebabkan oleh kucing. Karna seperti yang diuraikan di atas tadi, ookista juga hidup di dalam tanah. Jadi jika ookista yang matang tertelan tikus, burung, babi, kambing dan manusia ( haspes perantara) maka haspes perantara akan terinfeksi. Manusia dapat terinfeksi parasit ini bila memakan daging yang kurang matang atau sayuran yang mengandung okista atau dapat pula pada anak-anak yang suka bermain di tanah serta ibu-ibu yang gemar berkebun dan petani yang tangannya dapat tertempel ookista dari tanah. Hal ini dapat juga terjadi pada orang yang senang menggendong-gendong kucing sebagai hewan kesayangan, karena tangan mereka dapat tertempel ookista dari bulu kucing.
Setelah ookista atau kista jaringan ditelan manusia, nasib parasit akan ditentukan oleh keadaan kekebalan tubuh penderita :
Apabila keadaan kekebalan tubuh baik, maka parasit didalam sel yang berbentuk bradyzoite akan mati. Parasit dan sel tubuh yang mati ini akan menimbulkan reaksi radang menahun ringan seperti berkumpulnya sel limfosit dan makrofag.
Pada individu yang tidak mempunyai kekebalan tubuh atau kekebalan tubuhnya sangat rendah maka parasit yang ada didalam sel tersebut akan berkembang dengan cepat sehingga sel akan rusak. Dalam hal seperti ini akan banyak ditemukan kerusakan sel dengan parasit disekitarnya dan reaksi radang. Pada keadaan seperti ini, timbul gejala klinis.
Apabila keadaan kekebalan tubuh ada, tetapi tidak cukup untuk mematikan, bradyzoite akan tetap berada didalam sel berupa kista yang tidak menimbulkan reaksi jaringan. Keadaan ini bisa berlangsung lama. Bila suatu saat keadaan yang laten ini dapat berubah menjadi infeksi yang akut.
Wew, serem banget ya…
Trus, gimana cara kita mengetahui apakah terinfeksi toxoplasmosis itu atau tidak?
Manusia yang menderita Toxoplasmosis akut pada umumnya tidak merasakan sakit yang menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi. Gejala klinis yang muncul mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya, yaitu :
•Demam
•Pembesaran kelenjar limfa dileher bagian belakang tanpa rasa sakit
•Sakit kepala
•Rasa sakit di otot
•Lesu / lemas
Tambahan dari aku, ada penderita yang ‘menambah kacamata minusnya lebih tebal’. Jadi hati-hati aja yang merasa ‘memakai kacamata’ dan sepertinya perlu tambahan ‘minus’ lagi. Siap-siap periksa, deh. Tapi nggak semuanya begitu, sih, hehe
Apa akibatnya bagi manusia? *penjelasan tambahan yang disarankan ama yang komeng di bawah ini si Gen (makasih, bro…)
Karna pemintaan para pembacaku yang budiman, setia dan mmuuaccchh… pokoknya hehe. Akhirnya aku googling dan menemukan ini. Jadi aku copy-paste di sini aja ya.
Pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kemandulan. Toxoplasma dan menginfeksi dan menyebabkan peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.
Seperti pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap Janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus).
Intinya samalah, laki-laki atau wanita yang terkena toxoplasmosis akan berakibat kemandulan.
Terus, gimana cara mengobatinya?
Ada dua jenis pengobatan :
Pengobatan sampai tuntas, yaitu selama 3 – 6 bulan. Apabila dalam waktu 3 bulan pengobatan dinyatakan kandungan TORCH dalam darah telah negatif, maka dapat segera programkan kehamilan, tetapi bila hasilnya belum negatif maka lanjutkan pengobatan 3 (tiga) bulan selanjutnya dan Insya Allah hasilnya akan negative atau di ambang batas (di bawah angka toleransi).
Perawatan Kehamilan ( 0 – 9 bulan ), selama kehamilan harus selalu minum obat atau ramuan secara teratur yang berfungsi melindungi janin dari virus dan parasit juga menetralisir darah.
Terus, gimana kalo mau mencegah biar nggak tertular?
Inilah yang penting, simak baik-baik…
Prinsip pencegahannya itu agar tidak terkena toxoplasmosis adalah dengan memutus rantai penularan sehingga ookista infektif maupun kista tidak masuk ke dalam tubuh manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah :
Mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan dan setelah memegang daging mentah.
Tempat pembuangan tinja kucing harus selalu bersih dan dikosongkan setiap hari. Pekerjaan ini jangan di lakukan oleh wanita hamil.
Orang yang senang berkebun sebaiknya memakai sarung tangan, tangan di cuci dengan air dan sabun agar tidak terkontaminasi dengan ookista infektif.
Mencuci sayuran mentah dan buah – buahan segar dengan bersih sebelum di makan.
Memasak jaringan hewan mamalia dengan sempurna. Kista akan rusak pada suhu diatas 50° C.
Wanita hamil harus menghindarkan diri dari kotoran kucing, tanah dan jaringan mentah.
Wanita yang akan hamil dan yang sudah hamil sebaiknya di periksa darahnya untuk mengetahui adanya toxoplasmosis. Bila di ketahui terkena toxoplasmosis, harus segera di obati agar tidak terjadi penularan secara pasif Nah, gampang kan? Kita bisa lakuin itu sehari-hari koQ. Makanya itu, cobalah dari hal terkecil karna tetap akan berdampak pada kehidupan kita. Apalagi kesehatan itu mahal harganya. Lebih baik mencegah daripada mengobati kan?
hiks hikss padahall aku sukaa kucingg,, gga jadiii deh ambill kitten lagiii ... NGERIIIIIII ! hohohohoho
SEMOGAA BERMANFAAT YAA CINCCAAA .. :D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar