Anemia defisiensi besi, yah ini catetan buat anak tutorialku tercintaa, sekalian temen medikku tercintaa, n all of u,, let’s cekidot yaa SOBAT !!
Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis di tubuh kita itu berkurang, yang pada akhirnya BAD EFFECT nya ntuu ke pembentukan hemoglobin (Hb) yang berkurang.
Gambaran diagnosis etiologis dapat ditegakkan dari petunjuk patofisiologi, patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, diagnosis banding, penatalaksanaan dan terapi. Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah. Yang paling penting adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat, tetapi tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C, riboflavin dan tembaga serta keseimbangan hormone, terutama eritroprotein. Tanpa zat gizi dan hormone tersebut, pembentukan sel darah merah akan berjalan lambat dan tidak mencukupi, dan selnya bisa memiliki kelainan bentuk dan tidak mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya.
Okee beppss, sampe sini ngertii yaa .. lanjutt cinn ..
PATOFISIOLOGI-nyaa
—Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb.Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit daripada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik. (itu lohh yang di buku praktikum, inget kann,?? Inget donk yaa … :D )
ETIOLOGI
Kekurangan Fe itu, bisaa terjadi kalo :
-makanan kitaa ga cukup mengandung Fe
-komposisi makanan ga baik untuk penyerapan Fe (banyak sayuran, kurang daging)
-gangguan penyerapan Fe (penyakit usus, reseksi usus)
-kebutuhan Fe meningkat (pertumbuhan yang cepat, pada bayi dan adolesensi, kehamilan)
-perdarahan kronik atau berulang (epistaksis, hematemesis, ankilostomiasis).
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangaan kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi ADB pada anak balita sekita 30-40%, pada anak sekolah 25-35%.
DIAGNOSIS
I. Anamnesis
1. Riwayat faktor predisposisi dan etiologi :
Kebutuhan meningkat secara fisiologis
masa pertumbuhan yang cepat
menstruasi
infeksi kronis
Kurangnya besi yang diserap
-asupan besi dari makanan tidak adekuat
-malabsorpsi besi
-Perdarahan
-Perdarahan saluran cerna (tukak lambung, penyakit Crohn, colitis ulserativa)
II. Pemeriksaan fisis
- anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati
-stomatitis angularis, atrofi papil lidah
- ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung
- Pucat, lemah, lesu, gejala pika
III. Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun
Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat
sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat
DIAGNOSIS BANDING
Anemia hipokromik mikrositik :
Thalasemia (khususnya thallasemia minor) :
Hb A2 meningkat
Feritin serum dan timbunan Fe tidak turun
Anemia karena infeksi menahun :
biasanya anemia normokromik normositik. Kadang-kadang terjadi anemia hipokromik mikrositik
Feritin serum dan timbunan Fe tidak turun
Keracunan timah hitam (Pb)
terdapat gejala lain keracunan Pb
Anemia sideroblastik :
terdapat ring sideroblastik pada pemeriksaan sumsum tulang
PENYULIT
Bila Hb sangat rendah dan keadaan ini berlangsung lama dapat terjadi payah jantung.
PENATALAKSANAAN
I. Medikamentosa
Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi elemental/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.
Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi).
II. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena diverticulum Meckel.
III. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan).
IV. Lain-lain (rujukan sub spesialis, rujukan spesialisasi lainnya)
Ke sub bagian terkait dengan etiologi dan komplikasi (Gizi, Infeksi, Pulmonologi, Gastro-Hepatologi, Kardiologi).
PEMANTAUAN
I. Terapi
Periksa kadar hemoglobin setiap 2 minggu
Kepatuhan orang tua dalam memberikan obat
Gejala sampingan pemberian zat besi yang bisa berupa gejala gangguan gastro-intestinal misalnya konstipasi, diare, rasa terbakar diulu hati, nyeri abdomen dan mual. Gejala lain dapat berupa pewarnaan gigi yang bersifat sementara.
- Ferrous sulfat 3x200g , yang meningkatkan absorbs besi sebanyak 50mg/hari.
II. Tumbuh Kembang
Penimbangan berat badan setiap bulan
Perubahan tingkah laku
Daya konsentrasi dan kemampuan belajar pada anak usia sekolah dengan konsultasi ke ahli psikologi
Aktifitas motorik
Okee cintaaa, thanks foo ur attention, semoga bermanfaat yaa kiss hug :p
DAFTAR PUSTAKA
1. Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice. A Guide to Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-85.
2. Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2. New York; Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.
3. Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood. Edisi ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.
4. Recht M, Pearson HA. Iron Deficiency Anemia. Dalam : McMillan JA, DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s Pediatrics : Principles and Practice. Edisi ke-3. Philadelphia; Lippincott William & Wilkins, 1999 : 1447-8.
5. Schwart E. Iron Deficiency Anemia. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia; Saunders, 2000 : 1469-71.syuku
Kamis, 05 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar